Rabu, 26 Juni 2013

Refleksi Kurikulum

"Mau dikemanakan Bangsa ini ", mungkin itulah kalimat yang tepat untuk republik tercinta saat ini. disini saya akan menuliskan beberapa peristiwa terkait tentang wajah pola pikir kedewasaan dunia pendidikan di indonesia yang akhir2 ini menjadi daerah tujuan perburuan wartawan/wati, contohnya saja bisa kita lihat mulai dari sebelum berlangsungnya UN 2013 hingga sekarang masalah terupdate yakni kurikulum 2013, belum lagi bicara tentang pelaksanaan kurikulum 2013 yang sedikit membingungkan di mata masyarakat pada umumnya.
Kalau dipikir2 pusing juga yah lihat republik ini, sehingga timbul pertanyaan "siapa yang mau disalahkan ?",


Banyak ragam problem di negara ini yang belum terselesaikan hingga saat ini, sebut saja kasus Bank Century, tapi disini, saya hanya sedikit membahas terkait persoalan2 dalam dunia pendidikan.

1. UN 2013
kita semua tahu bagaimana proses berjalannya UN tahun ini, mulai dari keterlambatan pendistribusian soal, pelaksanaan UN yang tidak serempak, dan pengumuman hasil UN pun tidak serempak. bagaimana kita tahu bahwa semua ini berjalan murni adanya, secara logika berfikir menjawab tidaklah mungkin karena banyak unsur yang terlihat jelas di dalamnya, mulai dari kondisi lembar jawaban komputer yang tipis sehingga pada waktu menghapus angka/huruf pun ikut terhapus, dan juga ada beberapa sekolah yang sempat mengopy LJK tsb karena kekurangan. dari sini sudah kita ketahui apakah LJK tsb dapat terbaca oleh komputer ? belum lagi isu pembocoran soal di beberapa sekolah. semua ini berdampak pada kondisi psikologis anak bangsa khususnya peserta UN yang takut akan hasil pekerjaannya yang dinilai positif ternyata berujung negatif

2. Kurikulum 2013
Berlanjut lagi dengan banyaknya opini masyarakat pada umumnya terkait kurikulum 2013, kalau di pikir2 negara kita sudah berulang kali mengganti kurikulum sebagai alat produk penghasil kematangan berfikir anak bangsa, padahal sebenarnya semua yang di implementasikan berujung gagal dikarenakan sekolah dan guru belum benar2 memahami kurikulum sepenuhnya. berkaca dari ragam kurikulum yang di terapkan mulai dari tahun 1968 (Subject Matter/mata pelajaran), 1975 (Terminal Objectives), 1984 (CBSA Project), 1994 (Caturwulan System), 2004 (KBK), dan yang terakhir kemarin tahun 2006 hingga sekarang (KTSP). semua bentuk kurikulum di atas sebenarnya menggambarkan secara umum bahwasanya Tidak gampang membangun sistem pendidikan yang sejalan dengan cita-cita bangsa sebagaimana dituangkan dalam UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Keputusan kemendkbud dalam perubahan kurikulum 2013 pun mengundang kontroversi di kalangan masyarakat, di antaranya belum matangnya pemahaman praktisi pendidikan dan juga belum adanya uji coba dalam kurun waktu minimal 3 tahun agar dapat menjadi tolak ukur akan pemberlakuan penerapan kurikulum tersebut yang merupakan kolaborasi dari konseptual dan praktik.  
Ketidakjelasan info serta publikasi terhadap kurikulum 2013 ini membuat banyak kesimpangsiuran berita yang beredar di masyarakat. Sehingga banyak yang mempertanyakan kebenaran isi dari kurikulum 2013. Menurut kabar-kabar yang beredar dikalangan masyarakat pada kurikulum 2013 akan ada intregrasi atau peleburan sejumlah mata pelajaran disekolah-sekolah dasar seperti IPA, IPS, TIK dan Bahasa Daerah termasuk Bahasa Inggris. Ketidakjelasan kabar yang beredar membuat masyarakat kebingungan dengan tujuan dasar dari pelaksanaan kurikulum 2013. adanya peleburan beberapa mata pelajaran dan juga menghapus pelajaran2 tersebut di sekolah dasar karena dianggap terlalu membebani siswa. Rancangan kurikulum sekolah dasar yang baru nanti akan mengutamakan pendidikan karakter atau perilaku.
Jika memang ingin mengedepankan pendidikan karakter atau perilaku bagi para murid bisa dilakukan dengan menggunakan opsi lain tanpa harus melebur apalagi menghapus mata pelajaran penting seperti bahasa inggris dan TIK misalnya dengan mengatur porsi serta materi apa yang akan diberikan.
Logikanya saat ini kita sedang berada dalam sebuah dunia yang sudah benar-benar canggih dan serba teknologi, pengenalan terhadap mata pelajaran TIK (Teknologi, Informasi dan Komunikasi) sudah sewajarnya diperkenalkan kepada siswa-siswa sekolah termasuk sekolah dasar, tentu saja dalam porsi yang sesuai tingkatannya. Belum lagi mengenai penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris, tentu saja hal ini sungguh dipertanyakan. Bahasa Inggris kini sudah menjadi bahasa dunia. Berbagai penelitian juga sudah membuktikan bahwa semakin dini Bahasa Inggris diperkenalkan kepada anak-anak maka akan semakin baik pula untuk perkembangan bahasa anak tersebut. Lalu bagaimana jika kedua mata pelajaran ini dihapuskan? maka bisa dibayangkan bagaimana pendidikan kita akan semakin tertinggal dengan bangsa lain.

Dari ulasan artikel di atas yang bersumber dari beberapa referensi, maka disini saya sebagai elemen masyarakat, khususnya praktisi pendidikan di pandang perlu untuk memahami secara detail kurikulum yang di maksud agar nantinya pada proses implementasi tidak menimbulkan kesulitan, terlepas dari hal itu pemerintah pusat harus mensosialisasikan kurikulum tsb sehingga dapat melahirkan sebuah pandangan yang sama ditengah-tengah masyarakat.
 

Sumber Referensi :




Sini
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar