Senin, 24 Juni 2013

Kota Pinggiran

Sudah hampir seminggu penantianqu di ujung kota ini tak membuahkan hasil positif untuk memberikan sedikit senyuman di wajah ini, mengobati sakit rasa ini karena menunggu kedatangannya yang tak pernah kunjung tiba. dalam hati ini serasa ada yang berkabung dan langkah ini pun tak kuat lagi untuk berpijak di bumi nan penuh dengan cerita. 


kisah ini bermula ketika ku di kota samarinda-kalimantan timur, kedatanganqu ke kota ini pun sebenarnya bukanlah niat dan keinginan dari rasa penasaran yang kupendam selama ini tuk menginjakkan kakiku di kota ini, melainkan semua ini semata-mata karena keinginan rasa yang terbalut rapi oleh rasa rindu yang sangat, sehingga meminta untuk segera membuka balutan ini secepatnya hanya untuk bertemu dengan seorang gadis yang bisa dibilang sudah cukup lama aq mengenalnya sekitar 5 bulanan walaupun hanya melalui komunikasi dunia maya. sebut saja namanya Nia

sebelum sejarah hidup ini berlanjut sedikit aq akan memperkenalkan sosoknya, Nia adalah seorang gadis keturunan asli suku jawa yang tinggal menetap bersama ke-2 orang tuanya di kota samarinda, singkatnya kami sering berkomunikasi selama ini, tidak hanya melalui media sosial facebook, tpi sms-an dan juga acapkali sering telfonan.

hari berganti hari, bulanpun berganti, tidak terasa sampai akhirnya memiliki niat untuk bertemu langsung dengannya, hingga waktu minggu terakhir ini gencar-gencarnya kami saling berkomunikasi hanya untuk memastikan padanya akan kedatanganqu ke kotanya. diapun menyetujui dan bahkan berjanji kepadaqu akan menemaniqu jalan2 keliling kota samarinda selama aq di kota tersebut.

tertanggal 23 juni 2013 aq pun tiba di kota samarinda, kota yang baru pertama kali ku datangi. bingung bercampur galau karena tidak ada yang menjemputqu untuk mengantarkan aq ke tempat penginapan yang pernah dikomunikasikan bersama. berfikir aq akan di jemput nantinya, telfonpun tidak pernah di angkat, sms gak di blz. hancur serta merta sakit bersamaan melanda hati ini, ada sedikit kekecewaan terbesit dlm fikirqu. tpi hadapi dengan senyuman toh sudah nyampe juga disini, hilangkan perasaan negatif dengan mungkin dia lagi sibuk dengan pekerjaannya atau jangan2 aq di bohongin timbul penilaian thd diri yang bodoh ini tetapi semua ini sudah terlanjur terjadi.

akhirnya aq memilih untuk menginap selama 7 hari di salah satu tempat penginapan di tengah2 kota samarinda, 3 hari berlalu dengan penantian yang tak terjawab, hari ke-4 aq pun di telfon oleh temenqu yang kebetulan dia tahu melalui updaten statusqu kalau aq sekarang berada di kota samarinda, dia pun menjemputqu dan mengajak jalan2 keliling kota ini sampai di ajaknya untuk menginap di rumahnya, tapi aq terlanjur dah membayar tempat penginapan selama seminggu dan juga sebenarnya tidak enak karena takut merepotkan. lagian sudah bisa di jemput selama 4 hari berturut-turutpun aq sudah merasa senang.suatu waktu temenqu bertanya angin apakah yang membawaqu ke kota ini ? aqpun sedikit mencari2 alasan untuk tidak mengatakan yang sesungguhnya terjadi. dia pun tidak bertanya banyak lagi terkait alasanqu, selama hari-hari itu pula aq selalu menghubungi tpi selalu di balas dengan alasan tidak mendapatkan ijin dari orang tua mungkin karena orang tuanya berfikir kalau rata2 orang NTT itu hitam dan kalau hitam sudah pasti mungkin arahnya ke jelek, keriting dll, padahal diriqu tidak jelek2 amat. hehehehehehehe

aqpun memaklumi dasar alasannya sehingga tidak bisa bertemu denganqu, tapi kurun waktu seminggu tidaklah mungkin untuknya tidak bisa keluar dari rumahnya, barang semenit atau lebih untuk bertemu aq pun tidak bisa, kan aneh bin luar biasa. sampai hari terakhirpun tak kunjung tiba dirinya berniat untuk bertemu denganqu. walaupun aq tidak bisa bertemu dengannya minimal aq pun sudah tahu tata kota dan semuanya tentang kota samarinda melalui sahabatqu. walaupun niat hati bertemu dengannya tidak kesampaian.

sabar dengan senyum di wajah hanyalah obat hati  tuk dapatkan sedikit ketenangan batin yang tersiksa ini, perlahan-lahan ku langkahkan kaki ini naik ke sebuah bis sembari membalikan wajah ke belakang melihat kota ini untuk terakhir kalinya. sampai ketemu lagi kota samarinda yang pernah mengukir sejarah di hati ini.


2 komentar: